Sarjana Masuk Desa Jadi Program Prioritas Paket Gerbang Emas

 


Sarjana Masuk Desa Jadi Program Prioritas Paket Gerbang Emas



Gemabangsa.id, Nagekeo, NTT –  Calon Bupati Nagekeo Elias Djo mengutarakan bahwa program sarjana masuk desa menjadi prioritas paket Gerbang Emas jika terpilih menjadi Bupati dan Wakil Bupati Nagekeo periode 2024-2029.

Hal itu disampaikan Elias Djo dalam sambutan politiknya saat kampanye di Dusun 4 (Empat) Pintu Boba, Desa Marapokot, Kecamatan Aesesa, Senin (14/10/2024).

Kata Elias, dalam pelaksanaan program tersebut nantinya akan memanfaatkan sumber daya manusia yang ada dimana kurang lebih 1046 eks-THL (Tenaga Harian Lepas) akan direkrut kembali kemudian dilakukan seleksi dan selanjutnya ditempatkan di setiap desa yang ada di Kabupaten Nagekeo.

“Jika kami terpilih, selain menjadikan Nagekeo sebagai lumbung pangan NTT, menjadi program prioritas kami juga ialah sarjana masuk desa  dengan merekrut kembali 1046 THL yang telah dirumahkan,” ujarnya.

Sarjana masuk desa menjadi program prioritas paket Gerbang Emas memiliki landasan yang diyakini apabila setiap desa diperbantukan dengan tenaga yang berkompeten maka sumber daya yang ada di desa dapat dikelola secara maksimal terutama dalam pemanfaatan anggaran  Badan Usaha  Milik Desa (Bumdes).

Sementara untuk skema masa kerja program sarjana masuk desa tersebut, tambah Elias lagi, setiap tahunnya akan dilakukan pembaharuan kontrak kerja.

“Saya sebagai calon pemimpin dan juga mantan pemimpin kewajiban saya mengangkat harkat dan martabat masyarakat. Dan terkait sarjana masuk desa ini, nanti kita akan perbaharui kontrak setiap tahun,” beber Elias.

Masih kata Elias, saat dirinya menjabat Bupati, sayur-sayuran terutama kangkung di pasaran tetap laku terjual meski stok berlimpah. Akan tetapi, setelah dirinya tidak lagi menjadi Bupati Nagekeo menyusul para THL dirumahkan, justru sayur tersebut dijadikan makanan ternak.

“Kangkung ini yang pertama untuk sayur karena ada 1046 orang. Nah begitu 2019 mereka diberhentikan, kangkung ini akhirnya jadi untuk makanan ternak,” lirih Elias.

Elias juga menyentil soal tren APBD yang menjadi tolak ukur keberhasilan seorang pemimpin di daerah. Menurut dia, kala itu APBD yang ia tinggalkan di akhir jabatannya hampir menembus angka 900 miliar. 

“Keberhasilan seorang pemimpin baik gubernur maupun bupati, itu dilihat dari tren APBD-nya. Waktu itu di akhir  jabatan saya, saya kasi tinggal APBD itu mendekati 9 ratus miliar, cita-cita kalau saya terpilih waktu itu saya naikan 1 triliun,” pungkasnya.